Ilmu Pemasaran Dalam Politik Indonesia (Marketing Science in Indonesian Politics)
By: Azhari
Agusti, SE., MM
Tahun
ini bangsa Indonesia telah memasuki tahun politik, dimana nanti pada 17 April
2019 akan terjadi peristiwa penting yang akan menentukan nasib bangsa ini 5
tahun ke depannya. Dalam Pilpres nanti telah ditetapkan 2 pasangan calon yang
akan dipilih oleh anak negri untuk memimpin bangsa ini 5 tahun kedepan. Paslon
No. 1 adalah Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin, sementara Paslon No. 2
Prabowo – Sandi .
Berbagai
strategi digunakan oleh kedua Paslon untuk meraih simpati masyarakat agar
mereka dapat memberikan hak suara mereka masing-masing Paslon. Strategi besar
yang mereka gunakan terlihat mengarah ke sektor ekonomi, karena hal inilah yang
sangat dipentingkan oleh masyarakat. Namun ada isu penting yang sangat
menentukan juga adalah isu agama.
Paslon
No. 1, dimana Capres nya adalah Jokowi yang juga merupakan Presiden Indonesia
periode 2014 – 2019, telah banyak menuai kritik pedas dari pengamat ekonomi dan
politik atas kebijakan-kebijakan yang dilaksanakannnya. Dalam sektor Ekonomi
terlihat jelas bahwa prestasi yang diraih oleh Jokowi sangat mengecewakan masyarakat,
harga-harga barang semakin meningkat dan subsidi dicabut atas tarif listrik dan
BBM, nilai tukar rupiah yang semakin merosot dan lain-lain. Apalagi dalam
masalah keagamaan, dimana Kebijakan Jokowi terlihat menyudutkan Agama terbesar
di negeri ini yakni Agama Islam. Hal ini mengundang gelombang demo-demo besar
yang telah dilakukan pemeluk Agama Islam
yang dipimpin oleh Ulama-Ulama dan Ustadz-Ustadz kondang di negeri ini.
Paslon
No. 2, dimana Capres nya adalah Prabowo yang dalam banyak kalangan menilai
bahwa Paslon ini sepertinya memberikan harapan
seperti yang diinginkan sebagian besar masyarakat Indonesia. Segala
bentuk kegagalan Jokowi akan dibenahi dan menjadi perhatian besar nya. Prabowo
sangat didukung oleh Sebagian Besar Para Ulama dan Ustadz di negeri ini dan ini
merupakan suatu Kekuatan yang dimiliki oleh Paslon ini. Segala bentuk kekecewaan
yang dirasakan masyarakat selama 4 tahun berjalan ini seakan-akan terobati jika Paslon ini terpilih untuk memimpin
bangsa ini 5 tahun ke depan.
Jika
kita amati, segala macam strategi yang digunakan oleh masing-masing Paslon
tersebut dapat juga kita analisa melalui salah satu cabang ilmu yakni ilmu
pemasaran (marketing science). Pada dasarnya segala macam bentuk kampanye yang
mereka lakukan bertujuan agar masyarakat menjatuhkan pilihan kepada mereka,
dimana secara ilmu pemasarannya terjadi transaksi pembelian oleh konsumen.
Produk yang mereka pasarkan berbentuk misi dan program kerja ataupun
janji-janji lainnya. Dan Produk inilah nanti yang akan dinilai masyarakat
apakah sesuai dengan yang mereka iklan kan ataukah hanya janji-janji belaka.
Dalam
transaksi pembelian, konsumen akan membeli kembali jika apa yang mereka
harapkan dari sebuah produk dapat terwujud saat menggunakan produk tersebut.
Seperti disampaikan di atas bahwa Jokowi telah menjual produk yang mengecewakan
para konsumen
nya (yakni masyarakat Indonesia), sebagian besar iklan yang disampaikannya dulu
tidak terbukti dan bahkan memberikan luka yang dalam dihati sebagian besar
masyarakat. Hal ini merupakan suatu Kelemahan yang dimiliki Paslon No.
1, karena faktor Kepercayaan atas produk yang akan diluncurkan pada periode
berikutnya sudah luntur di mata masyarakat.
Bagaimana
dengan Paslon No. 2? Paslon No. 2 sepertinya mempunyai strategi Iklan yang
memanfaatkan Kelemahan-Kelemahan yang terdapat pada Paslon No. 1. Arus gelombang segala Keinginan-Keinginan
Para Konsumen seakan-akan dapat dipenuhi oleh Paslon ini. Paslon ini
mendapat dukungan kuat dari Para Ulama dan Ustadz dan Program Kerja pada Sektor
Ekonomi nya berpihak kepada Kesejahteraan Masyarakat Indonesia.
Jika
kita melihat sedikit kebelakang, dimana setelah Orde Baru tumbang, baru Susilo
Bambang Yudhoyono yang memimpin negeri ini selama 2 periode berturut-turut.
Kenapa? Bisa jadi Sebagian Besar Konsumen merasa Puas atas Produk
yang mereka tawarkan pada periode pertama, sehingga pada periode kedua Beliau
terpilih kembali. Di sini Para Konsumen menaruh Kepercayaan atas Produk
Baru
yang ditawarkan pada periode kedua, karena mereka Percaya Produk Baru
tersebut akan sesuai dengan iklan yang mereka sampaikan yang disebabkan oleh
adanya faktor Kepuasan setelah menikmati produk yang ditawarkan pada periode
pertama.
Apa
yang terjadi dengan Paslon No. 1? Sebagian Besar Konsumen Merasa Tidak Puas
setelah mengkonsumsi Produk yang ditawarkan pada periode
pertama, sehingga mereka Tidak Percaya Lagi dengan
iklan-iklan yang disampaikan untuk Produk yang ditawarkan pada Periode Kedua.
Sebagian Besar Konsumen menganggap Iklan-iklan yang mereka sampaikan hanyalah
Angin Sorga belaka.
Nah
Sekarang... Tergantung kepada Kita Masyarakat Indonesia yang Notabene merupakan
Konsumen
dari Produk
yang ditawarkan oleh Masing-masing Paslon. Intinya disini adalah Faktor
Kepercayaan dan Kepuasan. Mana yang akan kita percayai dan yang akan memberikan
kepuasan kepada kita, kembali kepada pilihan kita masing-masing.
INGAT!!! Produk
Yang Sudah Dibeli Tidak Bisa Dikembalikan Lagi...
Maka PAStikan
Sebelum Membeli...
👉WASSALAM☝
Komentar
Posting Komentar