DO’A UNTUK MELENYAPKAN KESUSAHAN DAN KESEDIHAN


BISMILLAH...

Rasulullah SAW dengan kata-kata yang terang dan tegas sekali mengatakan, bahwa siapa yang ditimpa kesusahan dan kesedihan agar berdo’a sebagai berikut untuk melenyapkan kesusahan dan kesedihan itu:

ALLAHUMMA INNI ‘ABDUKA WABNU ‘ABDIKA
NAASHIYATI BIYADIKA
MAADHIN FIYYA HUKMUKA
WA ‘ADLUN FIYYA QADHAA UKA
AS ALUKA BIKULLISMIN HUWA LAKA
SAMMAITA BIHI NAFSAKA
AW ANZALTAHU FII KITAABIKA
AW ‘ALLAMTAHU AHADAM MIN KHALQIKA
AWISTA’TSARTA BIHI FII ‘ILMIL-GHAIBI ‘INDAKA
AN TAJ ‘ALAL QUR AANAL ‘AZHIIMA RABII’A QALBII
WA NUURA BASHARII
WA JALAA-A HUZNI
WA DZAHAABA HAMMII WA GHAMMI

Artinya:
Ya Allah... Sesungguhnya aku ini adalah hambaMu dan anak dari hambaMu
Ubun-ubunku (nasibku) terletak ditanganMu
Berlaku pada diriku hukumMu
Adillah segala Qadha (takdir) Mu yang berlaku di atas diriku
Aku bermohon kepada Engkau dengan perantaraan setiap Nama yang Engkau miliki
Yang telah Engkau tetapkan menjadi NamaMu
Atau Nama yang Engkau turunkan dalam Kitab Engkau (Al-Qur’an)
Atau Nama yang pernah Engkau ajarkan kepada salah seorang (satu) dari MakhlukMu
Atau Nama yang hanya Engkau saja yang mengetahui dengan ilmu gaib yang hanya Engkau yang memilikinya
Agar kiranya Engkau jadikan Al-Qur’an yang Agung menjadi kembang di dalam qalbuku
Sehingga dapat menjadi sinar bagi penglihatanku
Menjadi pengusir kesedihanku
Dan penghapus duka dan pilu hatiku
(Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berasal dari Ibnu Mas’uud r.a.)

Bagi seorang materialis atau naturalis, yang mendasarkan segala hukum atau akibat dan sebab-musabbab kepada kekuatan benda atau alam, adalah amat sukar menerima atau berpegangan kepada apa yang ditetapkan oleh hadis tersebut. Bahkan dia malah mengejek dengan kata-kata: “tidak masuk akal”. Tetapi bagi seorang yang beriman, yang melihat dengan nyata akan kekuasaan Allah yang telah mencipta dan mengatur alam ini seluruhnya, sangat yakin dan percaya akan kebenarannya, sehingga mereka amat rajin beribadat dan berdo’a.

Sungguh besar artinya hadis yang berisi do’a ini. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita obat dari kesusahan dan kesedihan. Kalau kesusahan dan kesedihan itu dapat digolongkan kepada penyakit, maka sungguh merupakan penyakit yang amat berat dan berbahaya. Yaitu satu macam penyakit yang bukan terletak pada salah satu bahagian dari tubuh atau badan manusia, tetapi penyakit yang terletak di dalam hati. Hati yang bukan berarti bahagian tubuh, tetapi hati yang menjadi bahagian dari roh atau rohani. Hati yang bukan terdiri dari daging, darah dan urat-urat saraf, tetapi hati yang terdiri dari kesadaran dan pengertian atau keimanan manusia.

Sebab itu kalau seorang ditimpa kesusahan dan kesedihan, kesusahan itu tidak dapat dihilangkan dengan hanya berkata kepadanya: Jangan susah dan jangan sedih.

Seorang yang sedang susah dan sedih tidak usah dilarang bersusah dan bersedih, karena orang yang susah dan sedih itu sendiri juga tidak mau dan tidak suka susah dan sedih itu. Jadi perkataan jangan susah dan sedih itu bukan mengurangi susah dan sedih, malah mungkin menambah susah dan sedih saja.

Apalagi orang yang susah dan sedih itu dibawaa nonton atau piknik, dibawa bersenda-gurau atau guyonan. Nonton dan piknik serta gelak-ketawa dan guyonan tidak mungkin dapat melenyapkan kesusahan dan kesedihan. Mungkin malah menambah parahnya kesedihan dan kesusahan itu. Sungguh lain tempat susah dan sedih, dan lain pula apa yang dinamakan nonton dan piknik atau guyon itu.

Rasulullah SAW yang mengerti benar akan anatominya kesusahan dan kesedihan itu, telah berhasil mendapatkan therapinya, yaitu apa yang tersebut di dalam hadis yang berisi do’a tersebut. Sebab itu marilah kita analisa therapi yang diberikan Rasulullah SAW itu, mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat mempergunakannya untuk obat susah dan sedih bila datang menimpa diri kita.

Karena susah dan sedih itu letaknya di hati yaitu pusat kesadaran, pengertian dan keimanan, maka do’a yang diajarkan Rasulullah SAW itu mengisi hati itu dengan kesadaran, pengertian dan keimanan yang setinggi-tinggi dan seagung-agungnya agar dapat mengalahkan susah dan sedih yang berada di dalamnya.

Perhatikanlah sekarang tiap-tiap bahagian dari do’a tersebut:

ALLAHUMMA INNI ‘ABDUKA WABNU ‘ABDIKA
(Ya Allah... Sesungguhnya aku ini adalah hambaMu dan anak dari hambaMu)
Kalimat ini berisikan kesadaran dan pengertian bahwa “saya” (orang yang berdo’a atau yang susah dan sedih itu) adalah mempunyai status (kedudukan) sebagai hamba Tuhan dan anak dari seorang hamba Tuhan. Sekalipun yang berdo’a itu seorang raja atau mentri, seorang ahli atau kayaraya, tetapi statusnya adalah budak atau hamba. Sebagai seorang hamba atau budak, janganlah ia mengira yang ia akan dapat bergembira dan bersenang hati terus-menerus. Seorang hamba harus dapat merasakan susah dan sedih dalam hidup ini.

NAASHIYATI BIYADIKA
(Ubun-ubunku (nasibku) terletak ditanganMu)
Seorang budak dia tidak bebas atau kuasa 100% menentukan keadaannya sendiri, dan yang menentukan itu ialah Allah SWT.

MAADHIN FIYYA HUKMUKA
(Berlaku pada diriku hukumMu)
Saya lemah dan kecil; bumi, bintang-bintang dan planet-planet yang kokoh kuat itupun tak dapat mengeluarkan dirinya dari hukum-hukum yang ditetapkan Tuhan baginya. Apakah aku akan mencoba keluar dari hukum yang ditetapkan Tuhan itu? Aku akan tunduk pada semua ketentuan yang Engkau tetapkan bagi diriku.

WA ‘ADLUN FIYYA QADHAA UKA
(Adillah segala Qadha (takdir) Mu yang berlaku di atas diriku)
Aku manusia, hidup di permukaan bumi, cara hidup yang berkebudayaan ada yang susah dan ada yang senang, ada yang kaya dan ada pula yang miskin, ada masa naik dan ada pula masa menurun. Begitu berlaku pada diriku dan demikian pula yang berlaku pada diri banyak manusia yang lain. Tetapi bagaimana juga hebatnya kesusahan dan kesedihan ini, tokh kepadaku lebih banyak dicurahkan Allah SWT kegembiraan dan kesenangan berupakan berbagai rahmat dan nikmat Tuhan. Adil apa yang berlaku pada diriku ini.

AS ALUKA BIKULLISMIN HUWA LAKA SAMMAITA BIHI NAFSAKA
(Aku bermohon kepada Engkau dengan perantaraan setiap Nama yang Engkau miliki, Yang telah Engkau tetapkan menjadi NamaMu)
Sekalipun sadar akan keadilan qadha yang berlaku pada diriku, tetapi aku sadar pula bahwa Engkau Maha Pengasih Penyayang. Suka mengabulkan do’a. Maka aku bermohon melalui setiap lobang atau pintu pengertian yang terkandung dalam setiap Nama dari Nama-nama yang Engkau tetapkan Nama itu bagi diriMu, karena sesuai dengan keagungan dan kebesaranMu.

AW ANZALTAHU FII KITAABIKA
(Atau Nama yang Engkau turunkan dalam Kitab Engkau (Al-Qur’an))
Yaitu juga melalui setiap Nama-NamaMu yang tercantum dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang berjumlah 99 Nama atau lebih itu.

AW ‘ALLAMTAHU AHADAM MIN KHALQIKA
(Atau Nama yang pernah Engkau ajarkan kepada salah seorang (satu) dari MakhlukMu)
Aku sendiri tidak mengetahui Nama itu, karena tidak tercantum di dalam KitabMu dan tak pernah pula diajarkan oleh Rasulullah SAW.

AWISTA’TSARTA BIHI FII ‘ILMIL-GHAIBI ‘INDAKA
(Atau Nama yang hanya Engkau saja yang mengetahui dengan ilmu gaib yang hanya Engkau saja yang memilikinya)
Yaitu Nama-NamaMu yang terlalu agung atau tinggi, yang tidak Engkau ajarkan kepada kami, tidak kepada Nabi dan Rasul-Rasul, tidak pula kepada siapapun sekalipun kepada Malaikat sendiri, yang hanya Engkau saja yang mengetahuinya, karena tak sampai kekuatan akal dan kemampuan kami memahamkannya.

AN TAJ ‘ALAL QUR AANAL ‘AZHIIMA RABII’A QALBII
(Agar kiranya Engkau jadikan Al-Qur’an yang Agung menjadi kembang di dalam qalbuku)
Karena bila Al-Qur’an itu sudah menjadi kembang yang merekah dan mewangi semerbak di dalam qalbuku, akan sirnalah kesedihan dan kesusahan itu.

WA NUURA BASHARII WA JALAA-A HUZNI  WA DZAHAABA HAMMII WA GHAMMI
(Sehingga dapat menjadi sinar bagi penglihatanku, Menjadi pengusir kesedihanku, dan penghapus duka dan pilu hatiku)
Begitulah maksud dan arti yang terkandung di dalam do’a itu, dan dengan begitulah do’a yang diajarkan Rasulullah SAW itu memasukkan setinggi-tinggi kesadaran dan pengertian ke dalam hati manusia, sehingga segala kesusahan dan kesedihan yang mulanya bersarang dalam hati, dikalahkan oleh kesadaran dan pengertian tersebut, sehingga lenyaplah kesedihan, kesusahan dan kepiluan itu, lalu bertempat di dalamnya kegembiraan dan kebahagiaan.

Jadi disamping mengucapkan do’a yang pendek sebagai tersebut di atas ini, kita harus mengulang-ulang menyebut tiap-tiap Nama dari Nama-Nama Allah yang dinamakan Asmaul-Husna dan Asmaul-A’zham al-Husna dengan segala kesadaran, pengertian dan keyakinan sebagai diterangkan di atas. Dan disamping itu kita harus terus-menerus membaca Kitab Suci Al-Qur’an al-‘Azhim, juga dengan kesadaran dan pengertian, sehingga Al-Qur’an itu menjadi kembang di dalam hati kita yang berdo’a.

Mari kit coba dengan bersungguh-sungguh, dengan tak bosan-bosan dan tak berputusasa, mudah-mudahan Allah SWT menolong dan memberi Taufik dan HidayatNya, sehingga do’a kita menjadi makbul, dan dapat melenyapkan kesedihan dan kesusahan hati, bahkan berganti jadi gembira dan bahagia... aamiin.

Bila seluruh ummat manusia umumnya dan ummat Islam khususnya sudah mengerti, sadar dan yakin terhadap Allah SWT sebagai yang terlukis di dalam masing-masing Nama Allah itu, lalu mereka serentak berdo’a dan bermohon dengan serajin-rajin dan sekhusyu’-khusyu’ hati, dengan tidak bosan, siang-malam, pagi-sore, Insya Allah akan lenyaplah segala kesusahan dan kesedihan, akan lenyaplah segala kesulitan dalam masyarakat manusia.

Tetapi amat sayang, masih sebahagian besar sekali dari ummat manusia yang belum mengerti, belum sadar dan belum yakin, sebab itu masih sebagian besar ummat manusia tidak berdo’a dan tidak bermohon, sebagian terbesar sekali masih tetap berputus asa. Sebab itulah kesusahan dan kesedihan semakin menghebat menimpa sebagian terbesar ummat manusi... sayang sekali...!!!

Wassalam... Azhari Agusti, SE., MM
Disadur dari Buku: Samudera Al-Fatihah, yang ditulis oleh: Ustadz Bey Arifin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Pemasaran Dalam Politik Indonesia (Marketing Science in Indonesian Politics)

BAGINDA RASULULLAH MUHAMMAD SAW DALAM ANALISA ANGKA (IN NUMERIKAL ANALYSIS)